Saturday, June 6, 2009

Kerinduan Seorang Anak

Ayah yang Sibuk & Kerinduan Seorang Anak
To members of DUNIA ANAK

Qudrat Sq
June 4 at 10:17am

Seperti biasa Dennis, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka

di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya,

Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu

untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa Dennis sambil mencium anaknya.

Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika

ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku

nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam

dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.

Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa

dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara

Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Dennis beranjak

menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo

satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa

digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Dennis

Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,

Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam

begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".

"Tapi Papa..."

Kesabaran Dennis pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan

Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Dennis nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di

kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang

terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Dennis berkata,

"Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang

malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp.

5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Dennis.

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau

sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".

"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Dennis lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga

puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.

Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada

Rp.15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka

setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku

kurang Rp. 5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Dennis pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu

erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan

harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan

anaknya.

Genggaman Bara itu

Akan tiba saatnya orang orang yang taat dan soleh itu dihadapkan pada keadaan memegang ad dien ini seperti menggenggam bara api yang sangat panas..... jika dilepas, maka hilanglah ia, jika dipegang maka musnahlah yang memegang,

Wahai kalian umat ISlam sebagai umat pilihan= dengarkan lah nasihat Rasul mu, jangan engkau lepas bara itu, meski harus musnah dirimu...... pertahankan ia sampai nafasmu lepas dari ragamu........

Umat Islam.. adalah umat yang memegang tali ukhuwah ats saudaranya satu sama lain, janganlah perpecahan yang engkau tonjolkan....sungguh diantara masing masing kelompok itu ada hikmah yang Alloh berikan......

Jaga persatuan saudaraku,,,,

Persiapan Hari Akhir....

bila saat itu tiba..... sungguh apakah aku sudah siap menghadapi itu..........berapa besarkah bekal yang telah ku persiapkan, atau jangan jangan belum satupun???? aku masih terbelenggu syahwat dunia...

Berbekallah untuk hari yang telah pasti
sungguh kematian adalah muara manusia
relakah dirimu menyertai sebagian orang, mereka membawa bekal sedangkan dirimu hampa.....

bayangkan jika dirimu memasuki alam kubur, terbaring seorang diri menunggu kedatangan malaikat, apakah mampu aku menjawab semua itu??????

Daku percaya dan yakin, bahwa dengan amalanku selama ini tidak akan sanggup untuk menolong diriku apalagi orang tuaku atau anak istriku........

wahai ragaku, dosa apakah yang telah kuperbuat hingga begitu sulit aku menyandarkan diriku ke penyannga itu..............

tak terbayang olehku.... ketika tubuh ini mulai digerogoti oleh ulat ulat yang memakan organku.......sementara jiwaku menghadapi siksa yang jauh lebih dasyat.......

wahai jiwaku ajari aku untuk meraih cinta itu, bimbing aku untuk menjalani keinginan itu.....

salah satu amalan yang bisa membantu aku adalah doa dari anak yang soleh,.. tetapi aku juga harusnya berkaca, apakah aku juga sudah demikian pada kedua orang tuaku....

wahai anakku sungguh aku berharap padamu, jika saat itu hadir dan tiba berilah aku doa doamu yang tulus yang bisa membantuku..........

sungguh menangis hatiku melihat diriku yang hina ini, hina dan tak berdaya, tak berdaya menghadapi dosa dosa ini........

gemetar tubuhku, membayangkan betapa dasyatnya siksaan itu...

menangis pilu dirimu membayangkan tak mampu untuk berkumpul dengan orang orang soleh nantinya......

Ya..Robbku....bimbinglah aku................